Kamis, 20 Oktober 2011

laporan pratikum fisika hukum hooke

Judul Praktek : Hukum Hooke
Tanggal Pelaksanaan : 10 Oktober 2011
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas.

A. Alat dan Bahan
  1. Dasar statif
  2. Kaki statif
  3. Batang statif pendek (2 buah)
  4. Batang statif panjang (2 buah)
  5. Balok pendukung
  6. Beban 50 gram (5 buah)
  7. Pegas karet ban
  8. Penggaris berskala dengan panjang 30 cm
B. Cara Kerja
  1. Merangkai statif hingga selesai.
  2. Ikat tali ban ke batang statif.
  3. Ukur panjang awal yg belim diberikan beban.
  4. Gantungkan sebuah beban (w = 0.5 N) di ujung bawah pegas, lalu baca panjang         pegas li.
  5. Ulangi langkah no. 4 dengan 2 beban, 3 beban, 4 beban dan 5 beban di ujung bawah pegas, lalu baca panjang pegas dengan penggaris.
  6. Catatlah panjang pegas dan berat bebannya ke dalam table.

Tinjauan Kepustakaan
  • Kenginan, Marthen. (87:2006) “ Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil daripada batas elastisnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Tetapi, jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali ke benda semula, melainkan secara permanen berubah bentuk."
  • Aip Saripudin, dkk. (50:  ) “Sifat elastis pegas ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang pegas.”

Data Hasil Pengamatan
No.
l 0
Massa (kg)
l i (m)
Δl i (m)
ΔF i (N)
ΔF i / Δl i
1.
26 . 10-2
50 . 10-3
27 . 10-2
1 . 10-2
50 . 10-2
50
2.
26 . 10-2
100 . 10-3
28 . 10-2
2 . 10-2
100 . 10-2
50
3.
26 . 10-2
150 . 10-3
29 . 10-2
3 . 10-2
150 . 10-2
50
4.
26 . 10-2
200 . 10-3
30 . 10-2
4 . 10-2
200 . 10-3
50
5.
26 . 10-2
250 . 10-3
31 . 10-2
5 . 10-2
250 . 10-2
50


Pengolahan Data
Percobaan ke…
Δl i = l i – l 0
ΔF i = m i - g
ΔF i/ Δl i
1
27 . 10-2 - 26 . 10-2
= 1 . 10-2
50 . 10-3 – 10
= 50 . 10-2
50 . 10-2 / 1 . 10-2 = 50
2
28 . 10-2 - 26 . 10-2
= 2 . 10-2
100 . 10-3 – 10
= 100 . 10-2
100 . 10-2 / 2 . 10-2 = 50
3
29 . 10-2 - 26 . 10-2
= 3 . 10-2
150 . 10-3 – 10
= 150 . 10-2
150 . 10-2 / 3 . 10-2 = 50
4
30 . 10-2 - 26 . 10-2
= 4 . 10-2
200 . 10-3 – 10
= 200 . 10-2
200 . 10-3 / 4 . 10-2 = 50
5
31 . 10-2 - 26 . 10-2
= 5 . 10-2
250 . 10-3 – 10
= 250 . 10-2
250 . 10-2 / 5 . 10-2 = 50

Kesimpulan
  1. Rumus untuk menghitung besar tetapan gaya pegas ialah F = k Δx
  2. Setiap kali ditambahkan beban pada pegas, maka panjang pegas semakin bertambah panjang sebanding dengan gaya berat yang bekerja pada benda.
  3. Tetapan gaya pegas ialah tetapan gaya pegas elastisitas hukum Hooke dilambangkan dengan simbol k. Tetapan gaya k adalah tetapan umum yang berlaku untuk benda elastik jika diberi gaya yang tidak melampui titik A (batas hokum Hooke).  

Penerapan Prinsip Hukum Hooke Dalam Kehidupan Sehari-hari
Pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada system suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalam yag tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada kendaraan (gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatnya. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangan nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas elastisitas, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari guru muda, agar pegas sepeda motor-mu awen muda, mala sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan bebas maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua orang). Pegas bukan hanya digunakan pada system suspense sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, sepeda motor, kereta api, dll.

Daftar Pustaka
  • Kanginan, Marthen. 2006. FISIKA Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  • Aip Saripudin, dkk.    . Praktis Belajar Fisika. Bandung: PT Grafindo Media Pratama.






1 komentar: